Selamat Menunaikan Ibadah Puasa


Ilustrasi sajaSTAIYO - Hudan Mudaris MSi berpesan kepada 92 mahasiswa baru yang baru mengikuti Kuliah Umum (studium generale) STAIYO (Sekolah Tinggi Agama Islam Yogyakarta) Wonosari, agar jangan berasumsi Fiktor Subarjo. Menurut Hudan, yang disebut fiktor subarjo adalah fikiran kotor suka barang jorok.


Kuliah Umum dengan tema “Politik Hukum: Kekerasan dan  Pelecehan Seksual terhadap Anak” tersebut disampaikan oleh Khoirrul Anam MSi, seorang pemerhati politik dan Hudan Mudaris MSi, dosen Staiyo Wonosari di kampus Wonosari, Kamis (4/9/12).

Dalam kuliah umum tersebut, Hudan Mudaris menjawab pertanyaan mahasiswa baru STAIYO, hendaknya sebagai mahasiswa baru menghilangkan kebiasaan apa yang diistilahkannya dengan “Fiktor Subarjo” tersebut. Mahasiswa mesti dapat menghindari pikiran kotor yang menjurus ke barang yang jorok.

Kekerasan dan pelecehan terhadap anak, menurut Hudan sekarang ini banyak terjadi karena kemajuan jaman, di mana-mana ada warnet (warung internet). Apabila kurang kuat imannya, melihat barang porno, terjadilah kekerasan terhadap anak. Pelaku kekerasan bisa jadi adalah orang tua yang sudah punya anak dan istri, tetapi juga anak-anak yang kurang pengawasan dari orang tua.
Sementara itu Khorul Anam menyampaikan, pelaku kekerasan dan pelecehan seksual tidak mengenal strata kaya atau miskin. Menurut Khoirul, bisa saja seorang gadis miskin cantik mendapatkan perbuatan kekerasan seksual dari lelaki miskin, setelah itu si gadis terjun ke dunia gelap. Tetapi bisa juga terjadi orang kaya melakukan kekerasan seksual terhadap anak.

Dalam kuliah umum tersebut, para pemateri mengharapkan agar para mahasiswa baru menjadi perintis pencegahan tindak kekerasan dan pelecehan seksual terhadap anak. Bertindak sebagai moderator dalam kuliah umum tersebut adalah Drs Edy Zaenury. 

Copyright © STAIYO : Sekolah Tinggi Agama Islam Yogyakarta | STITY : Sekolah Tinggi Agama Islam Yogyakarta | STAIYO/STITY Wonosari